Tidur bagi muslimah
merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan
tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang
muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi
tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam
tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?
Tidak tidur terlalu
malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang
(muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani
keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci
tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak
bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat
Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hendaknya tidur dalam
keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak
mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu
sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
Hendaknya mendahulukan
posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan
berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah
posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur
meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395,
Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
Tidak dibenarkan
telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau
pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur
yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
Membaca ayat-ayat
Al-Qur’an, antara lain:
a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat
terakhir dari surat Al-Baqoroh.
c) Mengatupkan dua
telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas
kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat
dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini
diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan)
Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
Hendaknya mengakhiri
berbagai doa tidur dengan doa berikut:
باسمك ربيوضعت جنبي وبك
أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا
لحين
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta
nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi
‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan
dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku
(mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka
peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu
Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)
Disunnahkan apabila
hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam
untuk mengucapkan doa:
لا إ له إ لاالله
الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi
wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha
Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada
diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan
oleh Imam adz-Dzahabi)
Apabila merasa
gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka
dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:
أعوذ بكلمات الله
التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون
“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi
wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan
dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata
ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh
shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap
malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam
memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)
Hendaknya mengibaskan
tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika salah seorang di antara kalian akan
tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan
kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang
terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401
dan Abu Dawud No. 5050)
Jika sudah bangun
tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
الحمد لله الذي
أحيانابعدماأماتناوإليه النشور
“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa
ilayhinnusyuur.”
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah
ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
Hendaknya menyucikan
hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan
membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa
menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan
dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera
bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari
setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Setelah bangun tidur,
disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.
“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari
tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam
membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau
menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun
dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan
bermalam di rongga hidungnya.”(HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan
tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:“Apabila salah seorang di antara kamu bangun
tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya
tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162
dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan
perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR.
Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan
tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk,
jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga
kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari
godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu
dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya
berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan
bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR.
Muslim)
Maraji’:
Adab Harian Muslim Teladan
0 komentar:
Poskan Komentar